PEMANFAATAN TUMBUHAN SEBAGAI PEWARNA ALAMI BENANG PADA KELOMPOK MASYARAKAT DI DESA BLONSAT

Hendrikus Julung, Markus Iyus Supiandi, Yuniarti Essy Utami

Abstract


Abstrak: Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sudah mulai ditinggalkan karena begitu banyak munculnya pewarna sintetik yang mudah diperoleh dan mudah digunakan. Padahal pemakaian pewarna sintetik bisa menimbulkan dampak negatif bagi tubuh akibat pemakaiannya yang berlebihan. Selain itu pengetahuan masyakat terhadap pewarna alami sudah semakin sedikit sehingga dapat dapat mengancam hilangnya pengetahuan dan kearifan lokal terhadap penggunaan tanaman sebagai pewarna alami. Tujuan dari kegiatan PKM ini adalam memberikan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat tenatang berbagai tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai pewarna alami dan betapa pentingnya menjaga kearifan lokal yang berkaitan teknik pewarna alami dari tumbuhan dan meberikan keterampilan kepada masyarakat bagaimana menracik dan mengolah pewarna alami dari tumbuhan. Hasil PKM didapat 8 tanaman yang bisa dimafaatkan sebagai pewarna alami benang/ kain. Cara pengolahannya yaitu dengan cara direbus, di tumbuk dan di parut. Warna yang dihasilkannya sebagai berikut, pinang menghasulkan warna coklat, bunga pacar air menghasilkan warna jingga, sirih menghasilkan warna coklat muda, kunyit menghasilkan warna orange, jengkol menghasilkan warna coklat, kemunting menghasilkan warna ungu, nangka kuning dan coklkat serta ngkeleban menghasilkan warna hitam dan coklat muda.

Kata Kunci: Tumbuhan, Pewarna alami, Desa Belonsat.


Full Text:

PDF

References


Avrianto, F. & IK. Giri. 2021. Budaya dan kearifan Lokal Kerajaan Insana di Daratan Timor. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora. 10 (1): 117-137.

Hasairin, A, 2010, Keberadaan Tumbuhan Yang Memiliki Botani Ekomonis Di Indonesia, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, vol. 16, no. 60, hal 1- 7.

Husodo, T, 1999, Peluang Zat Pewarna Alami untuk Pengembangan Produk Industri Kecil dan Menengah Kerajinan dan Batik. Yogyakarta:Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

Keraf, S. A., 2002. Etika Lingkungan, Pn. Buku Kompas, Jakarta.KMNLH. 2007. Status Lingkungan Hidup Indonesia. Jakarta.

Noviantina, E., Linda, R., & Wardoyo, E.R.P. 2018. Studi Etnobotani Tumbuhan Kosmetik Alami Masyarakat Suku Dayak Kanayatn Desa Sebatih Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak. Jurnal Protobiont. Vol. 7, No. 1. (61-68).

Santa, K.P., Mukarlina.,& Linda, R. 2015. Kajian Etnobotani Tumbuhan yang Digunakan Sebagai Pewarna Alami Oleh Suku Dayak Iban Di Desa 19 Mensiau Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Protobiont. Vol. 4, No. 1. (58- 61)

Sardana A. , Hernawati J., Dharma N.G.G..Y, Nugroho A. E and Aliyah N. 2011. Potret Hutan Provinsi Kalimantan Barat (Figure of West Kalimantan Province). BPKH Wilayah III Pontianak. Pontianak.

Suhartini. (2009). Kajian Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, 206-218.

Supraptiah E, Ningsih A.S , Sofiah. 2017. Pembuatan Pewarna Tekstil dari Ekstrak Tanaman Pacar Air (Impatiens Balsamina L) dengan Penambahan Gambir Sebagai Stabilisator. Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya. ISSN : 1693-9050.

Yernisa, Gumbira-6D¶LG(GDQ 6DPVXK.2013. Aplikasi Pewarna Bubuk Alami dari Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L.) pada Pewarnaan Sabun Transparan. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 23 (3): 190-198.




DOI: https://doi.org/10.31932/jppm.v2i1.2367

Article Metrics

Abstract view : 523 times
PDF - 220 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.